Kamis, 14 Juni 2012

101 MODEL PEMBELAJARAN (Part 2)


16.   The Power of Two
Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif dimana pebelajar belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal dengan anggota dua orang (berpasangan) untuk mencapai kompentensi dasar".
Prosedur model pembelajaran ini sebagai berikut:
a.       Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran.
b.      Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri
c.       Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk peserta didik ke dalam pasangan dan meminta mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan jawaban yang dibuat teman yang lain.
d.   Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu.
e.  Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
f.       Kesimpulan


17.    TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran Two Stay – Two Stray (2 Tinggal-2 Tamu) adalah dengan cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. 2 anak sebagai tamu bertugas mencari informasi/materi dari kelompok lain lalu melaporkannya ke kelompok mereka, sementara 2 sisanya membagikan hasil kerja kelompok mereka ke tamu dari kelompok lain
Langkah-langkah :
a.       Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
b.      Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
c.       Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
d.      Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
e.       Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
f.       Kesimpulan

18.     Talking stik
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya.
Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.
a.    Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
b.    Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
c.   Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d.   Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
e.    Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
f.   Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
g.  Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
h.    Guru memberikan kesimpulan.

19.  Inside-outside-circle /IOC
Model pembelajaran dengan mengajak peserta didik membentuk lingkaran kecil dan lingkaran besar. Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur
Langkah-langkah :
a.       Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b.      Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
c.  Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
d.    Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e.     Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

20.   Tari Bambu (Bamboo Dancing)
Model ini hampir sama dengan model insid-outside circle. Perbedaannya hanya pada cara mebuat jajaran. Pada tali bambu jajaran tidak berbentuk lingkaran luar dan dalam melainkan  menbentuk garis yang sejajar
Langkah-langkah :
a.      Separuh kelas atau seperempat jika jumlah peserta didik terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah peserta didik berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
b.      Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
c.       Dua orang peserta didik yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
d.    Kemudian satu atau dua peserta didik yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing peserta didik mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan   

21.  Time Token
Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap peserta didik diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), peserta didik berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.
Langkah-langkah :
a.       Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
b.    Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap  peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
c.   Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
d.    Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
e.    Sehingga semua peserta didik memiliki hak bicara yang sama, dan sampai semua peserta didik berbicara ( berpendapat)
f.        Guru dan peserta didik membuat kesimpulan bersama dari hasil diskusi

22.   Make-A Match (Mencari pasangsan)
Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap peserta didik mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.
Langkah-langkah :
a.       Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b.      Setiap peserta didik mendapat satu kartu
c.       Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d.      Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
e.       Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f.       Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
g.      Kesimpulan

23.  Bertukar pasangan
Model pembelajaran bertukar pasangan memungkinkan peserta didik untuk melakukan pertukaran informasi sehingga mendapatkan informasi tambahan tentang suatu materi dari pasangan yang lain. Biasanya materi yang cocok untuk model ini adalah materi-materi yang memerlukan pertukaran informasi dan membahas informasi serta membahas konsep-konsep.
Langkah-langkah :
a.     Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau peserta didik memilih sendiri pasangannya).
b.     Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya.
c.      Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
d.    Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
e.  Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
f.       Penutup

24.   Pair Checks
Model pembelajaran dengan Peserta didik berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang berperan menyajikan persoalan dan nantinya mengecheck kebenaran jawaban, dan teman satunya mengerjakan. Kemudian dilanjutkan dengan pertukaran tugas/peran
Langkah-langkah :
a.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.      Peserta didik berkelompok berpasangan sebangku
c.    Dalam 1 kelompok, salah satu peserta didik sebagai penyaji soal dan satunya lagi sebagai yang mengerjakan.
d.   Penyaji soal bertugas menyajikan persoalan serta mengecheck kebenaran jawaban dari peserta didik yang mengerjakan
e.     Kemudian kedua peserta didik salang bertukar peran
f.       Guru membuat kesimpulan.
 
25.   Keliling Kelompok
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Setiap anggota kelompok wajib mengungkapkn hasil pemikiran secara bergantian
Langkah-langkah
a.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar
b.      Guru membagi peserta didik menjadi kelompok
c.       Guru memberikan tugas atau lembar kerja
d.      Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
e.       Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
f.       Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan     


26.   Rotating trio exchange
Model  ini merupakan cara peserta didik untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan tehnik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar)yang akan diajarkan dikelas.
Prosedur pelaksanaan Rotating Trio Exchange antara lain:
a.    Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai
b.    Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang peserta didik.Masing-masing diberi simbol 0,1, dan 2. Setelah terbentuk kelompok maka guru memberikan bahan diskusi untuk dipecahkan trio tersebut.
c.    Selanjutnya berdasarkan waktu maka peserta didik yang mempunyai simbol 1 berpindah searah jarum jam dan simbol 2 sebaliknya,berlawanan jarum jam. Sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
d.   Guru memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan oleh triobaru tersebut
e.    Rotasikan kembali peserta didik seusai setiap pertanyaan yang disiapkan.
f.     Penyajian hasil diskusi oleh kelompok
g.    Menyimpulkan

27.   Group resume
Biasanya  resume menggambarkan hasil yang telah dicapa oleh individu. Melalui model ini peserta didik akan lebih saling mengenal serta resume harus mencakuop informasi yang “menjual” kelompok. Data resume dapat berupa : latar belakang pendidikan, kursus yang diikuti, pemahaman tentang mapel yang dikuasai, pengalaman kerja, ketrampilan, hobi, bakat, dll
Langkah-langkahnya antara lain:
a.       Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-6 orang peserta didik.
b.      Guru memberikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus,baik bakat ataupun kemampuannya di kelas.
c.       Kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang di dalamnya terdapat data-data latar belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas,pengalaman kerja, kedudukan yang dipegang sekarang, keterampilan,hobby, bakat dan lain-lain.
d.      Setiap kelompok mempresentasikan

 28.   Listening team
Dalam kegiatan ini,dibentuk kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan materi pembelajaran sesuai tugas masing-masing kelompok, hampir sama dengan Model Jigsaw , namun dalam Listening Team disini tidak ada pertukaran anggota tim. Berikut ini adalah prosedur proses pembelajaran dari Listening Team
a.    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.    Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c.  Bagi seluruh peserta didik menjadi minimal 4 Tim. Masing-masing tim mempunyai peran dan tugas masing-masing
-       Penanya, Tugasnya : Setelah pelajaran yang umumnya dipenuhi oleh kegiatan Ceramah, paling tidak penanya menyuguhkan 2 pertanyaan tentang apa yang baru saja mereka dengarkan.
-      Pendukung : Tugasnya : Menanyakan poin-poin mana yang mereka sepakati. ( seluruh anggota tim "Orang yang Setuju" ini harus memang benar-benar setuju terhadap poin yang akan mereka utarakan. Dan juga mereka harus mengutakan alasan "mengapa kami setuju"
-    Penentang : Tugasnya : Sama tugasnya dengan tim "Orang Yang Setuju", hanya saja terhadap poin yang tidak mereka setujui.
-        Pemberi Contoh , tugasnya : memberikan contoh-contoh khusus atau aplikasi dari materi yang telah di ceramahakan oleh guru
-       Pembagian tugas juga dapat berupa : team penanya, penjawab 1, penjawab 2 (dengan perspektif yang berbeda, pengambil kesimpulan
d.   Tiap kelompok diberikan Lembar kerja untuk dikerjakan sesuai tugas kelompok mereka.
e.    Setelah selesai beri waktu Tim untuk menyelesaikan tugas mereka masing – masing, minta tiap kelompok menyajikan hasil pekerjaan mereka

29.  Cooperative Script (Skrip kooperatif)
Model belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
a.       Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b.      Guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan
c.    Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d.    Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
Ø  Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap;
Ø  Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
e.  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f.       Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan guru

30.    Role Playing (Bermain Peran)
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran
Langkah-langkah :
a.       Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b.   Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
c.       Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
d.      Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e.  Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
f.   Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
g.      Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
h.      Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i.        Guru memberikan kesimpulan secara umum





1 komentar:

  1. maksh smg bisa menambah khasanah pembelajaran di sekolah saya

    BalasHapus