61.
Generatif
Pembelajaran
Generatif (PG) merupakan terjemahan dari Generative Learning (GL). Pembelajaran
generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada
pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan
yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji
dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait.
Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka
pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang
Langkah-langkah
atau tahapan pembelajaran generatif menurut terdiri atas 5 tahap dengan
penjelasan sebagai berikut :
a.
Pengingatan : Pada tahap awal ini guru
menuliskan topik dan melibatkan peserta didik dalam diskusi yang bertujuan untuk
menggali pemahaman mereka tentang topik yang akan dibahas. Mereka diajak untuk
mengungkapkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Tantangan dan Konfrontasi: Setelah guru mengetahui pandangan sebagian peserta
didiknya, guru mengajak mereka untuk mengemukakan fenomena atau gejala-gejala
yang diperkirakan muncul dari suatu peristiwa yang akan didemonstrasikan
kemudian. Mereka diminta mengemukakan alasan untuk mendukung dugaan mereka.
c.
Reorganisasi Kerangka Kerja Konsep :
Pada tahap ini guru membantu peserta didik dengan mengusulkan alternatif
tafsiran menurut fisikawan dan menunjukkan bahwa pandangan yang dia usulkan
dapat menjelaskan secara koheren gejala yang mereka amati. Peserta didik
diberikan beberapa persoalan sejenis dan menyarankan mereka menjawabnya dengan
pandangan alternatif yang diusulkan guru.
d.
Aplikasi Konsep : Pada tahap ini, guru
memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang berbeda untuk diselesaikan
oleh peserta didik dengan kerangka konsep yang telah mengalami rekonstruksi.
e.
Menilai Kembali : Dalam suatu diskusi,
guru mengajak peserta didiknya dalam menilai kembali kerangka kerja konsep yang
telah mereka dapatkan
62. RME (Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME)
dikembangkan dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan
melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta,
konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan
persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui
proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika). Prinsip RME adalah
aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi),
pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke
formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
(pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan.
Penerapan Model RME di Kelas :
Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran
matematika realistik, misalnya diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di
sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan pecahan kepada peserta didik sebaiknya
pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian menjadi bilangan yang sama
misalnya pembagian kue, supaya peserta didik memahami pembagian dalam bentuk
yang sederhana dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta
didik benar-benar memahami pembagian setelah peserta didik memahami pembagian
menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan.
63.
CORE
(Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Model
Pembelajaran dengan Sintak:
a.
(Connecting) koneksi informasi lama-baru dan antar
konsep,
b.
(Organizing) organisasi ide untuk memahami materi,
c.
(Refleting) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali
d.
(Extending) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan
menemukan.
64.
SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca
yang dapat mengembangkan meta kognitif peserta didik, yaitu dengan menugaskan peserta
didik untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat.
Sintak pembelajaran :
a.
Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai
kata kunci,
b.
Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana,
darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar)
c.
Read dengan membaca teks dan cari jawabanya
d.
Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan
(catat-bahas bersama), dan
e.
Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
65.
SQ4R (Survey,
Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan
menambahkan unsur Reflect
Sintak pembelajaran :
a.
Survey dengan mencermati teks bacaan dan
mencatat-menandai kata kunci,
b.
Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana,
darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar)
c.
Read dengan membaca teks dan cari jawabanya
d.
Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan
(catat-bahas bersama), dan
e.
Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
f.
Reflect, dengan
aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks
aktual yang relevan
66.
MID (Meaningful
Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang
mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat
kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Sintak pembelajaran :
a.
Lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep-ide;
b.
Reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar
c.
Production melalui ekspresi-apresiasi konsep
67.
KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan
melibatkan enam tahap berikut ini KUASAI,
a.
Kerangka pikir untuk sukses,
b.
Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar,
c.
Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai),
d.
Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta
koneksinya,
e.
Ajukan pengujian pemahaman, dan
f.
Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
68. CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses
pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan peserta didik tentang
kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah
dimilikinya. Soal biasa berbentuk pilihan ganda
|
69. DLPS (Double
Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran
dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab)
utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan
mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan
gap yang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya adalah: identifkasi,
deteksi kausal,solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi
kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih.
Langkah penyelesaian masalah DLPS sebagai
berikut :
a.
Menuliskan pernyataan masalah awal,
b.
Mengelompokkan gejala,
c.
Menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
d.
Mengidentifikasi kausal
e.
Implementasi solusi
f.
Identifikasi kausal utama
g.
menemukan
pilihan solusi utama dan,
h.
Implementasi solusi utama.
70.
DMR (Diskursus
Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi
pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting
kelas dan kerja kelompok.
Sintaksnya adalah:
a.
Persiapan
b.
Pendahuluan
c.
Pengembangan
d.
Penerapan,dan
e.
Penutup.
71.
LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan
yang bersifat tuntunan dalam rangka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem
Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah
bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya.
Sintak pembelajaran :
a.
Pemecahan masalah
b.
Rencana
c.
Solusi, dan
d.
Pengecekan.
72.
Improve
Improve singkatan dari Introducing new
concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing
difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment.
Sintaknya adalah:
a.
Guru menyajikan pertanyaan untuk mengantarkan konsep,
b.
Peserta didik latihan dan bertanya,
c.
Balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.
73.
Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan
memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan
mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, peserta
didik membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa
khusus, Tanya jawab dan refleksi
Strategi ini meliputi empat
langkah pokok, yaitu:
a.
Identifikasi modalitas belajar peserta didik;
b.
Penciptaan situasi konflik pada struktur kognitif peserta
didik dengan pemberian latihan dan ulangan harian;
c.
Pemberian bimbingan belajar dan pendekatan emosional
pada peserta didik untuk melakukan proses ekuilibrasi; dan
d.
Rekonstruksi pemahaman peserta didik dengan remidiasi
berulang.
74.
Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan
tugas kepada peserta didik secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks,
berupa pemecahan masalah.
Sintaks pembelajaran
adalah :
a.
Ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi,
b.
Berikan latihan soal bertingkat,
c.
Berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari
mengolah informasi-koneksi informasi,
d.
Integrasi, dan
e.
Hipotesis.
75. Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari
beberapa metode yang berkenaan dengan cara peserta didik mengadopsi konsep.
Sintaknya adalah
a.
pembelajaran ekspositori,
b.
koperatif
c.
inkuiri
d.
solusi
e.
workshop,
f.
virtual workshop menggunakan computer-internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar