Senin, 18 Juni 2012

101 MODEL PEMBELAJARAN (Part 5)


61.  Generatif
Pembelajaran Generatif (PG) merupakan terjemahan dari Generative Learning (GL). Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang

Langkah-langkah atau tahapan pembelajaran generatif menurut terdiri atas 5 tahap dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Pengingatan : Pada tahap awal ini guru menuliskan topik dan melibatkan peserta didik dalam diskusi yang bertujuan untuk menggali pemahaman mereka tentang topik yang akan dibahas. Mereka diajak untuk mengungkapkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
b.    Tantangan dan Konfrontasi:  Setelah guru mengetahui pandangan sebagian peserta didiknya, guru mengajak mereka untuk mengemukakan fenomena atau gejala-gejala yang diperkirakan muncul dari suatu peristiwa yang akan didemonstrasikan kemudian. Mereka diminta mengemukakan alasan untuk mendukung dugaan mereka.
c.    Reorganisasi Kerangka Kerja Konsep : Pada tahap ini guru membantu peserta didik dengan mengusulkan alternatif tafsiran menurut fisikawan dan menunjukkan bahwa pandangan yang dia usulkan dapat menjelaskan secara koheren gejala yang mereka amati. Peserta didik diberikan beberapa persoalan sejenis dan menyarankan mereka menjawabnya dengan pandangan alternatif yang diusulkan guru.
d.   Aplikasi Konsep : Pada tahap ini, guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang berbeda untuk diselesaikan oleh peserta didik dengan kerangka konsep yang telah mengalami rekonstruksi.
e.    Menilai Kembali : Dalam suatu diskusi, guru mengajak peserta didiknya dalam menilai kembali kerangka kerja konsep yang telah mereka dapatkan

62.  RME (Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika). Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan.
Penerapan Model RME di Kelas :
Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran matematika realistik, misalnya diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan pecahan kepada peserta didik sebaiknya pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian menjadi bilangan yang sama misalnya pembagian kue, supaya peserta didik memahami pembagian dalam bentuk yang sederhana dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik benar-benar memahami pembagian setelah peserta didik memahami pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan.

63.  CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Model Pembelajaran dengan Sintak:
a.       (Connecting) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep,
b.      (Organizing) organisasi ide untuk memahami materi,
c.       (Refleting) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali
d.      (Extending) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

64.  SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif peserta didik, yaitu dengan menugaskan peserta didik untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat.
Sintak pembelajaran :
a.    Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
b.    Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar)
c.    Read dengan membaca teks dan cari jawabanya
d.   Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan
e.    Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh

65.  SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect
Sintak pembelajaran :
a.    Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
b.    Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar)
c.    Read dengan membaca teks dan cari jawabanya
d.   Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan
e.    Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
f.     Reflect, dengan  aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan

66.  MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Sintak pembelajaran :
a.    Lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep-ide;
b.    Reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar
c.    Production melalui ekspresi-apresiasi konsep

67.  KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini KUASAI,
a.    Kerangka pikir untuk sukses,
b.    Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar,
c.    Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai),
d.   Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya,
e.    Ajukan pengujian pemahaman, dan
f.     Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.

68.  CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan peserta didik tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Soal biasa berbentuk pilihan ganda


Skala
Keterangan
0
Totally Guessed answer (menebak seluruhnya)
1
Almost guess (hampir menebak)
2
Not Sure (ragu)
3
Sure (yakin atau benar)
4
Almost Certain (hampir pasti)
5
Certain (Pasti)

 
69. DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap yang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal,solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih.
Langkah penyelesaian masalah DLPS sebagai berikut :
a.    Menuliskan pernyataan masalah awal,
b.    Mengelompokkan gejala,
c.    Menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
d.   Mengidentifikasi kausal
e.    Implementasi solusi
f.     Identifikasi kausal utama
g.     menemukan pilihan solusi utama dan,
h.    Implementasi solusi utama.

70.  DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok.
Sintaksnya adalah:
a.    Persiapan
b.    Pendahuluan
c.    Pengembangan
d.   Penerapan,dan
e.    Penutup.

71.   LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya.
Sintak pembelajaran :
a.       Pemecahan masalah
b.      Rencana
c.       Solusi, dan
d.      Pengecekan.

72.  Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment.
Sintaknya adalah:
a.    Guru menyajikan pertanyaan untuk mengantarkan konsep,
b.    Peserta didik latihan dan bertanya,
c.    Balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.

73.  Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, peserta didik membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi
Strategi ini meliputi empat langkah pokok, yaitu:
a.    Identifikasi modalitas belajar peserta didik;
b.    Penciptaan situasi konflik pada struktur kognitif peserta didik dengan pemberian latihan dan ulangan harian;
c.    Pemberian bimbingan belajar dan pendekatan emosional pada peserta didik untuk melakukan proses ekuilibrasi; dan
d.   Rekonstruksi pemahaman peserta didik dengan remidiasi berulang.

74.  Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada peserta didik secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa pemecahan masalah.
Sintaks pembelajaran adalah :
a.    Ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi,
b.    Berikan latihan soal bertingkat,
c.    Berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi,
d.   Integrasi, dan
e.    Hipotesis.

75.  Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara peserta didik mengadopsi konsep.
Sintaknya adalah
a.    pembelajaran ekspositori,
b.    koperatif
c.    inkuiri
d.   solusi
e.    workshop,
f.     virtual workshop menggunakan computer-internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar